Proses inovasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
oleh individual atau organisasi, mulai sadar atau tahu adanya inovasi sampai
menerapkan (implementasi) inovasi. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama
proses itu berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan
yang lain, tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi.
Demikian pula selama proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi
perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir.
Dalam mempelajari proses inovasi, para ahli mencoba
mengidentifikasi kegiatan apa saja yang dilakukan individu selama proses itu
berlangsung serta perubahan apa saja yang terjadi dalam proses inovasi, maka
hasilnya dikemukakan pentahapan proses inovasi.
Di bawah ini akan diuraikan berbagai macam model
pentahapan dalam proses inovasi yang berorientasi pada individu maupun yang
berorientasi pada organisasi.
Beberapa Model Proses Inovasi yang berorientasi pada
individual:
Lavidge &
Steiner (1961)
|
Colley (1961)
|
Rogers (1962)
|
Robertson (1971)
|
Menyadari
|
Belum
menyadari
|
Menyadari
|
Persepsi
tentang masalah
|
Mengetahui
|
Menyadari
|
Menaruh perhatian
|
Menyadari
|
Menyukai
|
Memahami
|
Menilai
|
Memahami
|
Memilih
|
Mempercayai
|
Mencoba
|
Menyikapi
|
Mempercayai
|
Mengambil
tindakan
|
Menerima
(adopsi)
|
Mengesahkan
|
Membeli
|
Mencoba
| ||
Menerima (adaption)
|
|||
Disonasi
|
Beberapa Model
Proses Inovasi yang berorientasi pada organisasi:
Milo (1971)
|
Shepard (1967)
|
Hage & Arken (1970)
|
1.
Konseptualisasi
|
1.
Penemuan ide
|
1.
Evaluasi
|
2.
Tentatif adopsi
|
2.
Adopsi
|
2.
Inisiasi
|
3.
Penerima sumber
|
3.
Implementasi
|
3.
Implementasi
|
4.
Implementasi
|
4.
Rutinisasi
|
|
5.
Institusionalisasi
|
Wilson (1966)
|
Zatlman Duncan & Holbek
|
1. Konsepsi perubahan
|
I. Tahap permulaan (inisiasi)
|
2. Pengusaha perubahan
|
a. Langkah pengetahuan
dan kesadaran
|
3. Adopsi dan implementasi
|
b. Langkah pembentukan
sikap terhadap inovasi
|
c. Langkah keputusan
|
|
II.Tahap implementasi
|
|
a. Langkah awal
implementasi
|
|
b. Langkah kelanjutan
pembinaan
|
Pada model proses inovasi dalam organisasi menurut
Zaltman, Duncan, dan Holbek disebutkan bahwa proses inovasi terdiri dari dua
tahap yaitu, tahap permulaan dan tahap implementasi. Berikut ini akan dijelaskan
tahap inovasi tersebut.
I. Tahap Permulaan
a) Langkah pengetahuan dan kesadaran
Proses inovasi diawali dengan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh si penerima inovasi. Dari pengetahuan yang diperolehnya timbul kesadaran akan adanya inovasi. Jika dikaitkan dengan organisasi bahwa dengan adanya pengetahuan yang dimiliki orang-orang yang ada dalam organisasi, dimana mereka melihat adanya kesenjangan dalam organisasinya.
b) Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk sikap terhadap inovasi. Ada dua hal dan dimensi sikap yang ditunjukkan terhadap adanya inovasi yaitu, sikap terbuka terhadap inovasi dan memiliki persepsi tentang potensi inovasi yang ditandai dengan adanya pengamatan yang menunjukkan potensi inovasi. Ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk menggunakan inovasi yang telah mengarah pada keberhasilan menggunakan inovasi di masa lalu. Adanya komitmen/ kemauan untuk bekerja dan menggunakan inovasi dan sikap untuk menghadapi masalah yang timbul dalam menerapkan inovasi.
c) Langkah pengambilan kesimpulan
Pada langkah ini si penerima inovasi mengambil keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang diterapkan. Sehingga tidak mengakibatkan kerugian.
II. Tahap Penerapan (Implementasi)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan dalam menggunakan
atau menerapkan inovasi. Dalam penerapan inovasi ada dua langkah yang dilakukan
yaitu langkah awal penerapan dan langkah lanjutan pembinaan penerapan inovasi.
a. Langkah awal mencoba
menerapkan sebagian inovasi
Contoh: Dosen diminta untuk menggunakan transparansi dalam setiap kuliah yang diberikannya. Namun pada awal pelaksanaannya dosen tersebut baru menerapkan pada satu mata kuliah saja, yang selanjutnya akan diterapkan untuk setiap mata kuliah yang diberikan.
b. Langkah kelanjutan
pembinaan penerapan inovasi
Jika pada penerapan awal telah berhasil, para anggota telah mengetahui dan memahami inovasi, serta memperoleh pengalaman dalam penerapannya maka tinggal melanjutkan dan menjaga kelangsungannya.
Tahap-tahap inovasi ini dapat diterapkan di Sekolah Dasar
(SD), misalnya pada kurikulum SD. Saat ini beberapa sekolah telah menerapkan
kurikulum terpadu (integrated curicculum). Kurikulum ini pada setiap
kegiatan belajar dapat mencakup beberapa mata pelajaran yang dipadukan.
Pada awalnya inovasi ini dari seseorang dalam organisasi
pada Sekolah Dasar, dimana ia telah memiliki pengetahuan tentang adanya
kurikulum terpadu yang merupakan suatu inovasi. Dengan menyadari bahwa ada
inovasi maka akan ada kesempatan untuk menggunakan inovasi dalam sekolahnya.
Dalam hal ini pengguna melihat kondisi sekolah yang ternyata adanya kurikulum
yang padat dan waktu yang tersedia relatif singkat untuk dapat menyelesaikan
keseluruhan materi pelajaran, dibandingkan dengan kurikulum terpadu. Adanya
kesenjangan tersebut membentuk sikap ingin berubah dan menerima inovasi.
Kemudian mereka melakukan evaluasi sebelum mengambil keputusan, lalu mencoba
menerapkan pada beberapa mata pelajaran di beberapa kelas yang selanjutnya akan
diterapkan di seluruh kelas.
Perkembangan suatu inovasi didorong oleh motivasi untuk
melakukan inovasi pendidikan itu sendiri. Motivasi itu bersumber pada dua hal
yaitu, kemauan sekolah atau lembaga untuk mengadakan respon terhadap tantangan
perubahan masyarakat dan adanya usaha untuk menggunakan sekolah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
Perkembangan inovasi dalam pendidikan di Indonesia di
antaranya adalah:
-
Pemerataan kesempatan belajar, untuk menanggulangi jumlah usia sekolah yang cukup banyak di Indonesia. Pemerintah menciptakan sistem pendidikan yang dapat menampung sebanyak mungkin anak usia sekolah, salah satunya adalah didirikannya SD Pamong, SMP Terbuka, Universitas Terbuka.
-
Kualitas pendidikan untuk menanggulangi kurangnya jumlah guru, dengan diiringi merosotnya mutu pendidikan pemerintah dalam hal ini meningkatkan mutu pendidikan misalnya penataran guru melalui radio, modul.
-
Penggunaan multi media dalam pembelajaran. Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien. Di antaranya dengan memanfaatkan lembar kerja siswa dan media KIT IPA.
sumber : Model Proses Inovasi